SUMENEP –Bin RI.comJalan Raya Rubaru menuju Desa Karang Nangka, Kabupaten Sumenep, kini menjadi simbol kekecewaan masyarakat terhadap penanganan infrastruktur daerah. Jalur tersebut yang seharusnya menopang aktivitas ekonomi dan mobilitas warga ini diduga dibiarkan rusak selama bertahun-tahun, sementara kecelakaan terus terjadi.28/7/2025
Lubang, Turunan Terjal, dan Ancaman Nyawa
Dari Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Turunan terjal di jalur tersebut dipenuhi lubang berukuran dalam dan lebar. Pada musim hujan , lubang-lubang itu terisi air dan licin, menyulitkan pengendara untuk memperkirakan kedalamannya.
“Kalau tidak hafal medan, risiko jatuh hampir pasti. Sudah banyak korban. Kami sering harus membantu orang yang terpeleset karena tidak melihat lubang,” ujar Muhammad, warga sekitar.
Kondisi tersebut bukan sekadar mengganggu kenyamanan, tetapi juga mengancam keselamatan, warga menyebut selalu ada pengendara yang terjatuh, baik motor maupun mobil yang mengalami kerusakan.
Penerangan Minim, Upaya Swadaya Tak Cukup
Selain rusaknya badan jalan, jalur ini juga minim penerangan. Masyarakat setempat bahkan sempat memasang lampu seadanya menggunakan dana swadaya, namun sinarnya tidak cukup menerangi seluruh area rawan.
“Kalau malam hari, jalan ini gelap. Lubangnya tidak kelihatan sama sekali. Kami sudah berusaha sebisanya, tapi tanpa dukungan pemerintah, risiko tetap besar,” tambah Nur Hayati, warga lain.
Instansi Terkait dan Anggaran yang Dipertanyakan
Secara administrasi, tanggung jawab penanganan jalan berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sumenep. Jika status jalan tersebut merupakan jalan provinsi, maka Dinas PU Bina Marga ikut memegang kewenangan teknis.
Namun, hingga berita ini disusun, media belum mendapatkan keterangan resmi mengenai rencana perbaikan dan menghubungi pihak terkait.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan publik,
“Setiap tahun pemerintah daerah mengumumkan anggaran infrastruktur mencapai miliaran rupiah. Lalu mengapa jalur seperti ini tidak tersentuh perbaikan? Apakah prioritas pembangunan tidak menyasar kebutuhan dasar masyarakat?”,ungkap Tina salah seorang orang Warga Rubaru sekaligus pemerhati perkembangan Rubaru kepada awak Media Bin RI di kediamannya.
Ekonomi dan Akses Masyarakat Terhambat
Jalan ini bukan sekadar akses lokal. Ia menjadi jalur bagi warga yang menuju pasar Pemerintahan di desa Rubaru,hingga fasilitas kesehatan dan sekolah. Kerusakan jalan membuat waktu tempuh lebih lama, biaya perawatan kendaraan meningkat, dan aktivitas distribusi barang terganggu
Warga Menunggu,respon dari Pemerintah
Warga hanya bisa menunggu sambil terus melintasi jalan yang sama setiap hari, dengan risiko kecelakaan yang tak kunjung berkurang.
Agustina V